🔴

Sabtu, 27 Juli 2024

Prajurit Koramil 03 Berjibaku Padamkan Karhutla di Mandau dan Bathin Solapan

Prajurit Koramil 03 Berjibaku Padamkan Karhutla di Mandau dan Bathin Solapan

JOURNALISTONDUTY.COM, DURI – Anomali cuaca berwujud musim kemarau kian terasa di wilayah ‘Kota Minyak’. Minimnya curah hujan membuat sejumlah lokasi di wilayah Mandau, Bathin Solapan, Pinggir dan Talang Muandau kian kering dan rawan paparan api.

Alhasil, titik api mulai muncul. Lewat telepon selularnya, Danramil 03 Mandau Kapten Arh. Jemirianto menegaskan pada hari ini terdapat sedikitnya dua titik api yang terpantau di wilayah Mandau dan Bathin Solapan.

“Benar, hari ini terpantau dua titik api. Titik pertama ada di desa Pamesi, kecamatan Bathin Solapan. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) jenis tanah gambut disana sudah berlangsung sejak semalam (Jumat, red). Adapun titik kedua, berada di kelurahan Air Jamban, kecamatan Mandau. Lokasi kedua ini bukan lahan gambut, tapi lahan darat bervegetasi semak belukar,” kata Kapten Jemi, Sabtu (27/7).

Ditenggarai semakin kering dan teriknya cuaca, kata Kapten Jemi, membuat peristiwa kebakaran tak dapat terelakkan. Terhitung, wilayah binaannya telah beberapa waktu tak kunjung diguyur hujan sekalipun. Hal ini membuat kemunculan titik api semakin berpotensi.

Berdasarkan data yang diperolehnya, Karhutla di desa Pamesi berada pada koordinat 1°23'48,117" North - 101°21'47,735" East yang telah menghanguskan seluas 2 hektare lahan gambut milik saudara Situmorang.

 “Untuk desa Pamesi, sekitar 0,7 hektare sudah berhasil dipadamkan. Sementara sisanya sekira 1,3 hektare masih membara dan terus diupayakan pemadamannya oleh tim gabungan TNI-Polri, Damkar, BPBD, Manggala Agni, MPA dibantu masyarakat setempat,” ujarnya.

Sementara itu, kebakaran lahan di kelurahan Air Jamban – Duri disebut langsung padam total berkat sinergitas tim gabungan. “Kebakaran di Air Jamban berada pada koordinat 1°27'8,85" North - 101°15'3,06" East yang merupakan lahan darat bersemak belukar. Luas yang terbakar sekitar 0,5 hektare dan statusnya berhasil dipadamkan,” tegasnya.

Kapten Jemi menegaskan, pihaknya tak henti berjuang memadamkan api di tengah rimba maupun di wilayah perkebunan warga. Seraya dengan aksi pemadaman yang dilakukan, pihaknya juga gencarkan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak membuka lahan perkebunan atau pertanian dengan cara membakar sampah atau semak yang tumbuh di atasnya guna mencegah terjadinya bencana kebakaran nan meluas.

“Stop membuka lahan dengan cara dibakar, dampaknya sangat berbahaya, merusak dan merugikan. Mari sama-sama kita jaga lingkungan tetap asri, hijau dan bebas kebakaran demi keberlangsungan hidup yang selaras antara manusia dan keanekaragaman hayati,” pesannya. (Bres)

Lihat Lainnya :


TrendingTopic :
© Copyright 2024 | Journalist On Duty